Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat, dan Amerika Serikat kembali menjadi sorotan dunia. Beberapa pihak menduga mantan Presiden AS, Donald Trump, akan mendorong dukungan militer terhadap Israel jika konflik memuncak. Namun, sejumlah pakar politik memperingatkan bahwa langkah tersebut justru bisa menjadi bumerang bagi Trump, terutama menjelang pemilu 2024.

Pakar hubungan internasional dan pengamat politik AS, Dr. Michael Reynolds, menyatakan bahwa keterlibatan langsung AS dalam konflik militer melawan Iran dapat merusak citra politik Trump di dalam negeri. “Publik Amerika semakin lelah dengan perang. Jika Trump terlihat mendorong keterlibatan militer baru, dia bisa kehilangan dukungan dari pemilih independen dan kelompok anti-perang di Partai Republik,” ujarnya.

Sejak menjabat, Trump memang dikenal pro-Israel. Ia memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Namun, medusa88 alternatif menurut para analis, konteks pemilu dan sentimen publik saat ini sangat berbeda. Isu ekonomi, imigrasi, dan kesehatan justru lebih menjadi perhatian utama masyarakat AS.

Sementara itu, Iran terus memperkuat retorika perangnya terhadap Israel, terutama setelah serangan udara yang menewaskan sejumlah komandan senior Iran di Suriah. Jika konflik berubah menjadi perang terbuka, tekanan bagi AS untuk ikut campur akan meningkat.

Namun, keputusan mendukung serangan bisa menjerumuskan Trump ke dalam posisi politik yang rapuh. “Trump harus memilih: mendukung Israel dengan risiko kehilangan pemilih, atau menahan diri demi menjaga peluang kemenangan,” kata Reynolds.

Pakar sepakat, langkah militer terhadap Iran mungkin terlihat kuat, tapi secara politik—bagi Trump—itu bisa sangat berbahaya.

By admin